Bukittinggi, ARN– MAN 2 Bukittinggi melakukan kunjungan edukatif ke Museum Rumah Adat Nan Baanjuang membawa 300 siswa dalam rangka Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil’Alamin (P5RA) Rabu, (19/2).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan terhadap kearifan lokal serta warisan budaya Minangkabau.
Ketua Koordinator P5RA, Murnidian Rahmawati, S.Pd, M.P.Fis, menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, dengan tema kearifan lokal yang telah diajarkan di kelas.
“Melalui kunjungan ini, siswa tidak hanya memahami teori di kelas, tetapi juga melihat langsung warisan budaya yang ada di museum. Mereka akan menelusuri berbagai bentuk kearifan lokal, memahami fungsinya, serta alasan pelestariannya. Harapannya, mereka semakin mengenal, mencintai, dan menjaga budaya daerah,” ujarnya.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, siswa juga mendapatkan materi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi. Kabid Kebudayaan Kota Bukittinggi, H. Heru Triastanawa, S.Pd.I., M.Pd, melalui edukator museum, Santy, mengapresiasi antusiasme siswa dalam menggali budaya Minangkabau.
“Banyak generasi muda yang kurang mengenal budaya Minangkabau secara mendalam, apalagi sebagian dari mereka berasal dari luar daerah ini. Kegiatan seperti ini penting agar mereka lebih memahami dan melestarikan budaya yang ada,” jelas Santy.
Menurutnya, target ke depan adalah memperluas edukasi budaya banyak sekolah, bahkan hingga ke tingkat internasional, agar semakin banyak generasi muda yang memahami dan menerapkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut, ia menyampaikan arahan dari Kabid Kebudayaan Kota Bukittinggi, agar museum semakin berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada generasi muda.
“Sesuai arahan Bapak Kabid Kebudayaan, kami harus memberikan pelayanan terbaik dan edukasi yang maksimal bagi siswa yang datang ke museum. Mereka perlu mengenal juga memahami sejarah, adat, dan kebudayaan Minangkabau secara mendalam, termasuk benda-benda bersejarah yang ada di Museum Rumah Adat Nan Baanjuang. Dengan begitu, mereka dapat menjadi generasi penerus yang bangga dan peduli terhadap budaya daerah,” ungkap Santy.
Salah seorang siswa, Alya Maulina, mengungkapkan kesan positifnya terhadap kegiatan ini.
“Alhamdulillah, sangat seru bisa belajar langsung di Museum Rumah Adat Nan Baanjuang. Biasanya kami hanya mendapat teori di kelas, tetapi kali ini bisa melihat langsung dan memahami lebih dalam. Semoga kegiatan ini terus berlanjut agar budaya kita tetap lestari dan diwariskan ke generasi berikutnya,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, siswa akan menggelar pameran di sekolah, menampilkan kearifan lokal dari daerah masing-masing. Diharapkan, kegiatan ini tidak hanya menjadi pengalaman belajar, tetapi juga menanamkan serta menumbuhkan kesadaran untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya bagi masa depan.
Liputan : Sulthan Indra