Mohammad Mara Muda Herman Sitompul ,SH.MH |
Karya Tulis ilmiah setingkat Desertasi hendaknya di tulis oleh calon doktor memperhatikan judul dan msnfaat desertasi itu bagi masyarakat bangsa dan negara, tidak asal menulis lantas lulus untuk mencapai tingkat ilmu doktor saja tapi jauh dari karya tulis ilmiah tersebut dapat membangun ilmu pengetahuan berguna bagi masyarakat bangsa dan negara, kata Mohammad Mara Muda Herman Sitompul, S.H., M.H. melihat sekarang cukup banyak lulusan doktor-doktor lahir di era reformasi ini, membuktikan masyarakat Indonesia semakin sadar betapa penting dan wajib menuntut ilmu dengan ilmu kehidupan mudah tanpa ilmu hidup dan kehidupan sulit, Sumber Daya Manusia bangsa ini perlu di bangun kata Wakil Sekretaris Jenderal DPN Peradi yang membidangi Kajian Hukum & Perundang-Undangan, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Ikadin serta Sekretaris Jenderal DPP Projamin kami wawancarai di sela-sela kesibukannya sebagai Advokat dan Akademisi, melihat banyaknya anak bangsa bergelar Doktor meluluskan tiap tahunnya kiranya karya tulis Desertasinya harus ada manfaat nya bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk tingkatan ilmu kelulusan Sarjana ( S1 ), Magister ( S2 ) dan Doktor ( S3 ) tentu berbeda kwalitas lulusannya kalau untuk tingkat Doktor tentu yang di harapkan dari segi ilmunya ada menemukan karya ilmiah hasil penelitiannya, di usahakan dapat menciptakan teori- teori baru atau melahirkan teori baru, meskipun lulusan dalam negeri setidak- tidaknya perlu argumentasinya atau pendapatnya tidak sekedar membewo atau ikut pendapat para ilmuan yang ada, hendaknya berwawasan luas bila perlu wawasannya seluas samudera itulah seorang ilmuan yang di harapkan bangsa ini, setelah menyelesaikan Doktor nya hasil karya desertasinya bisa di jadikan buku yang bermutu bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
Doktor tersebut harus rajin membaca dan menulis serta menulis buku buat masyarakat dan satu lagi itu Doktor wajib mengajar di Perguruan Tinggi Untuk menyumbangkan ilmu nya tapi tidak sedikit lulusan Doktor sekedar menyandang gelar Doktor sebagai gelar di depan namanya tapi tidak berbuat dan berkarya nyata bagi bangsa dan negara kata Advolat senior dan Akademisi senior ini, kelak itu Doktor berharap dengan mengajar di Perguruan Tinggi kelak bisa menjadi Guru Besar bergelar Profesor tentu sang Doktor harus memulai dengan kepangkatan jabatan fungsional Dosen bertingkat di mulai dari Asisten Akhli, Lektor, Lektor Kepala dan Guru Besar.
Lebih lanjut keberhasilan seseorang di mulai dari bawa dengan catatan seorang ilmuan atau Dosen berangkat dari dasar dulu dan juga untuk jenjang Dosen itu adalah suatu panggilan tidak asal-asalan mengsjar begitu sajasemua ada metode mengajar yang harus di pelajari kata lulusan Akta V Universitas Negeri Jakarta itu, pada waktu itu kenang nya, mohon maaf banyak Dosen sekarang ini kurang berkwalitas mengajarnya, tidak ada ilmu yang tidak dapat di fahami dengan catatan kita mau untuk belajar dan bersungguh- sungguh insyallah akan tercapai sasaran maksimal dan bertepat guna.
Dengan desertasi hasil karya Doktor-Doktor anak bangsa ini dapat memberi sumbangsi ilmu pengetahuan pada bangsa dan negara dengan hasil penelitiannya syukur-syukur rajin menulis buku buat pegangan mahasiswa dan masyarakat umum kata Dosen/ Pengajar Tetap Dosen Terbang Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang sudah mengajar di 37 PTN dan PTS itu sejak tahun 2007 sd sekarang sebagai bentuk pengabdian pada bangsa dan negara ini.