Silambau Kinali, ARN – Dalam perjalanan kemanusiaan ke Silambau Kinali Pasaman Barat hari Ahad yang lalu (14/03), Sevi Junita yang juga sahabat dari Rika Susanti (relawan) yang mendampingi Rika saat Tim MRPB Peduli/KolaborAksi Kemanusiaan Pasaman Barat – KKPB datang berkunjung, memberitahu bahwa di Silambau ada Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dengan murid lebih dari 200 orang. Namun tidak pernah dapat perhatian ataupun bantuan. Bangunan masih beratap rumbia.
Karena penasaran, kami pun pergi mengunjungi TPA itu, diiringi oleh Sevi dan Rika. Ternyata benar TPA yang juga Pondok Tahfidz merangkap musholla ini sangat sederhana; atapnya full rumbia, sebahagian berdinding GRC, bahagian atasnya terbuka tanpa dinding. Bahkan pada bahagian mihrab hanya berdinding terpal biru.
Di dinding atas mihrab terlihat susunan pengurus Pondok Tahfidz/TPA Al-Ikhlas Kinali, Jorong Silambau Sepakat sebagai berikut;
*Ketua : Harianto, S.PdI
*Sekretaris : Atrianis
*Bendahara : Ali Apitar
*Guru Pembina : Rama Syahputra
Karena kunjungan mendadak ini, Sevi pun menelpon salah seorang pengurus TPA. Tak lama muncullah Atrianis yang menjabat Sekretaris TPA. Ternyata Atrianis adalah alumni Smansa Pasaman angkatan 1996, yang menjadi sumando di Silambau. Dari Atrianis inilah kami mendapatkan penjelasan panjang lebar tentang latar belakang dan perjuangan panjang para pendiri dalam mendirikan TPA Al-Ikhlas ini.
Menurut penuturan Atrianis, gagasan mendirikan TPA ini muncul melihat banyaknya anak-anak di sekitarnya yang tidak belajar mengaji. Lalu salah seorang warga mempersilakan menggunakan sebidang lahannya untuk pembangunan TPA. Atrianis dkk. mengajak masyarakat setempat untuk bersama memulai membangun TPA dengan ukuran 9×15 m. Dengan swadaya masyarakat sekitar, awalnya berdirilah bangunan sederhana beratap terpal. Dengan keadaan yang sangat sederhana itu, kegiatan belajar TPA Al-Ikhlas dimulai dengan 35 orang murid. Untuk penerangan, dialirkan listrik dari rumah seorang warga dekat TPA, dan dibelikan token-nya oleh pengurus.
Berkat kesungguhan dan perjuangan ikhlas dalam mendirikan TPA ini, dukungan pun mulai berdatangan. Ada orangtua murid/donatur yang menyumbang karpet, ada yang menyumbang atap rumbia. Lalu datang pula petugas PLN memasang meteran listrik untuk TPA Al-Ikhlas. Ketika pengurus mengatakan belum punya dana untuk memasukkan listrik, dijawab oleh petugas PLN itu bahwa sudah dibayar oleh seorang dermawan yang tak mau disebutkan namanya. Alhamdulillah, begitu banyak pertolongan Allah datang tanpa disangka.
Berkat kegigihan pengurus, murid TPA Al-Ikhlas semakin banyak. “Sekarang mencapai 230 orang,” papar Atrianis.
Murid TPA sebanyak itu bukan hanya dari Silambau saja, tapi berdatangan dari berbagai jorong sekitar, termasuk dari Durian Kilangan, Sungai Paku, Rambah, dsb. Ini tentunya tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang diberikan para Ustadz dan Ustadzah TPA Al-Ikhlas.
Ada 8 orang Ustadz/Ustadzah yang mengajar 230 murid itu, yang terbagi dalam tiga shift;
*Shift 1: Pkl. 15.00-16.30 Wib untuk tingkat pemula, Iqra 1 sd 3,
*Shift 2: Pkl. 16.30-18.00 Wib, untuk tingkat Iqra 4 sd 5.
*Shift 3: Pkl. 18.30-20.00 Wib, untuk tingkat Al-Qur’an
Menurut Atrianis, semua murid diarahkan menjadi Hafidz, minimal satu juz, juz 30. Selain itu, murid juga dibina karakter dan akhlaknya, dilatih menjadi imam, penyelenggaraan jenazah, bela diri, dan juga seni budaya seperti Tari Gelombang. Dengan pembinaan yang terpadu ini, tak heran jika murid-murid TPA Al-Ikhlas Silambau Sepakat berjaya dalam berbagai ajang MTQ, Lomba Pidato, dan juga sering diminta menampilkan Tari Galombang dalam penyambutan tamu atau acara-acara resmi tingkat kecamatan Kinali.
Untuk honor Ustadz/Ustadzah, kepada orangtua murid yang mampu dikenakan iuran Rp 10.000/minggu. Sedangkan untuk anak yatim piatu dan anak keluarga duafa, dibebaskan dari iuran.
Atrianis berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah, baik pemerintah nagari, pemkab Pasaman Barat, ataupun perusahaan-perusahaan yang di Pasaman Barat, khususnya di Kecamatan Kinali. “Namun kami tidak akan mengemis ataupun menyorongkan proposal bantuan,” tegas Atrianis. Kenapa? “Karena kami sudah sering diminta atau disuruh memasukkan proposal. Capek-capek membuat proposal dan mengantarnya ke berbagai pihak, ternyata setelah itu didiiamkan saja lagi. Tak jelas ujung pangkalnya. Daripada begitu, biarlah kami dayung semampu kami. Insya Allah, kami yakin Allah akan membantu,” lanjut Atrianis.
“Kalau pemerintah menganggap TPA Al-Ikhlas layak dibantu, dan berniat mau membantu, alhamdulillah, tentu kita terima dengan senang hati. Keadaan TPA ini sudah pernah saya sampaikan kepada Bapak Hamsuardi (Bupati Pasaman Barat, red). Beliau berjanji akan memperhatikan dan meningkatkan pendidikan Al-Qur’an di Pasaman Barat. Kalau ada yang tidak percaya, silakan kunjungi dan buktikan sendiri di lapangan tentang cerita kami ini,” pungkas Atrianis.
Setelah cukup lama kami menggali informasi ataupun menampung aspirasi dari pengurus TPA Al-Ikhlas Silambau Sepakat ini, kami pun pamit kembali ke Simpang Empat. Dengan terbitnya tulisan ini, aspirasi Pengurus TPA Al-Ikhlas Silambau, yang juga aspirasi kita semua, sudah kami sampaikan. Semoga sampai/dibaca dan mendapatkan respon positif oleh pihak-pihak yang berkompeten, juga dari para dermawan. (KolaborAksiKemanusiaanPasamanBarat
Rekening MRPB Peduli:
BRI 0615-0100-8410-531)[]
DM/rel