FPL Pasaman Barat Menggelar Workshop Peningkatan Kapasitas Pegiat Literasi

banner 468x60

Simpang Ampek, ARN – Forum Pegiat Literasi (FPL) Pasaman Barat pada hari ini (13/3) untuk pertama kalinya menggelar workshop peningkatan kapasitas (upgrading) Pegiat Literasi Pasaman Barat, bertempat di Cafe & Resto Lathifa di Jalur 32 Pasaman Baru. Kegiatan yang diikuti sekitar 25 orang peserta dari berbagai latar belakang ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dalam berbagai bidang literasi. Bertindak sebagai narasumber antara lain; Ketua FPL Pasaman Barat Denni Meilizon, Penulis Novel Joel Pasbar, Ketua Pandah ArtGreen Maligi Bang Surya, Plt Wali Nagari Sinuruik Dasril B, Pengelola Pustaka Nagari Desa Baru Ranah Batahan Ida Yanti, Penggerak Geopark Talamau Roby Zr, Pegiat Wisata Pasbar Eko Darmawan, dan Ketua KolaborAksi Kemanusiaan Pasaman Barat – KKPB Decky H Sahputra, dipandu oleh moderator Sulas Sky dan Idris Hamzah. 
Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua FPL Pasaman Barat, Denni Meilizon Nasution, masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep literasi, sehingga timbul persepsi bahwa literasi itu identik dengan kegiatan membaca. Padahal literasi memiliki makna yang luas; 
“Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan  individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa”, papar Denni, mengutip konsep literasi yang sudah lazim. 
Muhammad Q Abdan Sholihan Ketua Panitia menjelaskan kepada media ini bahwa kegiatan workshop peningkatan kapasitas bagi pegiat literasi dalam lingkup Forum Pegiat Literasi (FPL) Pasaman Barat terasa sudah perlu dilakukan karena perkembangan gerakan dan kuatnya keinginan untuk ikut masuk dan berkegiatan menggiatkan literasi di Pasaman Barat bersama FPL Pasaman Barat. 
“Beberapa bulan ini kita memang melakukan sosialisasi dan rekrutmen calon pegiat baru. Lokus gerakan FPL Pasaman Barat kian luas dan kian diperhitungkan. Sebab itu, sesuai pembicaraan internal, diusulkanlah penyelenggaraan kegiatan ini,” ujar Aktivis Mahasiswa Pasaman Barat yang aktif berkolaborasi dengan elemen milenial di Pasaman Barat ini. 
Decky H. Sahputra mengajak para pegiat literasi untuk memamfaatkan bahan narasi yang melimpah tersedia di Pasaman Barat. “Kekayaan budaya, kepingan sejarah dan adat tradisi beragam masyarakat yang heterogen di Pasaman Barat menanti untuk kita tulis dan menjadi kebanggaan kepada dunia,” sambut Decky dengan sembringah. 
Pada sesi “Menulis itu Mudah” Sastrawan Pasaman Barat Joel Pasbar memaparkan bagaimana langkah-langkah untuk menjadi seorang penulis. “Tidak terlalu sulit sebenarnya. Sangat tergantung pada kemauan pribadi; mau atau tidak,” jelas Joel. Novel terbaru Joel Pasbar berjudul “Terpijak Tanah Rantau” sudah terbit bulan ini. 
Dasril B, S.Pd Plt Wali Nagari Sinuruik Kec. Talamau yang getol menggaungkan ajakan bertagar #TerusBergerak (yang kemudian dipakai sebagai slogan FPL Pasbar) itu didapuk menyampaikan paparan konsep Membangun Nagari dengan Cinta. Dasril dengan semangat menularkan proses kerja baik, mengembangkan Nagari Sinuruik, dari daerah tidak terpetakan menjadi Nagari yang indah, lestari dan diperhitungkan hingga tingkat Nasional. Dasril yang juga merupakan anggota relawan literasi gelombang pertama bentukan Kantor Pustaka  dan Arsip Pasbar beberapa tahun silam (sekarang Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pasaman Barat)  mengatakan bahwa semua itu merupakan impact dari pemahaman manfaat literasi yang kemudian diterapkan dengan terencana dan terukur. 
“Sekarang di rumah kediaman kami, bersama istri yang guru Sastra dan Bahasa Indonesia, kami membangun pondok pustaka dan literasi yang kini sudah dimanfaatkan oleh anak-anak di sekitarnya untuk berlatih menulis puisi. Kenapa puisi? Sebab saya percaya dengan mendalami puisi, anak-anak dapat terbentuk kepekaan jiwanya, memahami kehidupan sampai ke kedalaman filosofisnya,” papar Dasril. 
Surya yang datang dari Maligi, sebuah daerah pantai di kecamatan Sasak Ranah Pasisie, memaparkan gerakan literasi berkonsep penjagaan alam. “Alam, yakni hutan dengan flora dan faunanya, gunung dan perbukitan, laut dan biota di dalamnya adalah “kakak kandung tua” manusia. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melestarikannya dengan menjaga dan memahami tabiat dan kebutuhannya,” ujar Pemuda Pelopor Sumatera Barat tahun 2019 ini di hadapan peserta workshop. 
Pada kesempatan tersebut, melengkapi materi yang disampaikan Surya, Robby Ketua Harian Percepatan Geopark Talamau menyosialisasikan tentang Geopark Talamau dan pentingnya dukungan pegiat literasi sebagai bagian penguatan pilar culture diversity
Ida Yanti Pengelola Pustaka Nagari Desa Baru kecamatan Ranah Batahan tampil pada sesi terakhir, berbagi suka duka pengelolaan pustaka nagari kepada lebih dari 25 orang peserta yang hadir hingga sore hari ini (13/3). 
Memeriahkan kegiatan workshop Peningkatan Kapasitas Pegiat Literasi FPL Pasaman Barat, tampil pula Alya Aqeela Al-Humaira Siswi kelas VII SMP IT Alkahfi Pasaman Barat, membacakan puisi “Odong-Odong Fort de Kock” karangan Deddy Arsya, Penyair asal Sumatra Barat. Sedangkan kudapan bagi hadirin disajikan kacang randang Talu dan Kipang Maligi, dua kuweh kuliner asli Pasaman Barat. 
“Mari terus bergerak menyebarkan virus baik literasi terutama di Pasaman Barat, Negeri Mekar Tuah Basamo ini,” pungkas Denni Meilizon. 
Sore itu hujan turun deras, menyejukkan dan menyemai gelora semangat. Bekerja bersama, berkolaborasi dan berkolaborAksi.[]rel
banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60