3 Maret 2021, Selebrasi untuk Mengingat Alam Liar Sedunia

banner 468x60

























HARI  ini adalah peringatan World Wildlife Day, selebrasi untuk mengingat alam liar di dunia ini. Namun apa hanya harus setahun sekali? Seharusnya tidak!

Masing-masing dari kita mungkin mempunyai definisi tersendiri tentang apa itu Alam Liar. Mengapa perlu ada alam liar. Ada yang beranggapan alam liar adalah hutan dan hewan hewan buas.

Menurut kami Alam Liar adalah Bumi. Ya, Bumi sebelum adanya manusia, bumi adalah Alam Liar yang harmonis. Bumi dipenuhi keanekaragaman flora dan fauna mulai dari yang tidak kasat mata hingga yang berukuran raksasa.

Jika begitu, manusia pun adalah bagian dari Alam Liar. Hanya saja pada zaman modern saat ini kata liar dan buas menjadi konotasi negatif. Manusia pun tak lagi berpikir universal tentang fungsi masing-masing mahluk di alam semesta ini.

Bergeserlah menjadi berfikir vertikal bahwa manusia lebih tinggi derajatnya dari hewan dan tumbuhan.

Kami sendiri adalah Komunitas yang bergerak dalam bidang Alam Liar yang ada di Nagari Maligi, Pasaman Barat. Kegiatan kami meliputi konservasi Penyu dan juga Eko sistem pantai. 

Maligi memiliki setidaknya 2 jenis Penyu, 5 jenis Elang, 3 jenis Primata, 2 Jenis Rangkok dan masih banyak spesies hewan lainnya. Untuk hutan Maligi juga masih mempunyai Hutan Pantai dan Hutan Mangrove yang luas lebih kecil jika dibanding barisan sawit milik perusahaan swasta.

Maligi adalah nagari kecil di Pasaman Barat, maka Pasaman Barat adalah rumah dari Alam Liar yang cukup Kompleks, memiliki hutan hujan tropis, 2 gunung, hutan mangrove, pantai barat, satwa liar seperti Macan Dahan, Kucing Emas, Kuau dan lain-lain serta banyaknya tumbuhan endemik dan langka seperti Bunga Bangkai.

Pada peringatan World Wildlife Day tahun ini kami mengajak kita kembali mengingat betapa mesra dan dekatnya kita orang Indonesia dengan alam. Lambang Negara kita adalah Burung, suku di Sumatera Barat disematkan nama seekor hewan yang memiliki etos kerja tinggi yaitu Kerbau. Bagaimana leluhur kita memanggil Harimau dengan sebutan “inyiak” Dan filosofi “Alam Takambang Jadi Guru” adalah bukti bahwa masyarakat Sumatera Barat sangat mencintai alam liar.

Tetapi apakah alam liar adalah yang ada hewan-hewan sebagaimana disebutkan diatas atau hutan-hutan itu yang paling penting? Tidak. 

Semua mempunyai HAK dan TUGAS. Bahkan Lalat yang kotor dan menjijikkan bagi sebagian orang adalah hewan pengurai bagi sampah yang kita hasilkan. Bayangkan jika tidak ada Lalat? Bayangkan! 

Terakhir bagaimana kita bisa ikut menjaga alam liar? Sebenarnya tidak perlu ada sesuatu yang luar biasa untuk dikerjakan agar alam liar tetap terjaga. Cukup kita manusia lakukan dan tempatkan diri kita sebagai manusia yang juga mempunyai Hak Dan Tugas di Bumi ini.

Jangan berlebihan, Jangan serakah! Hormati Hak dan Tugas makhluk-makhuk lain di bumi ini. Keseimbangan Alam untuk Kelangsungan Kehidupan.

Ngomong-ngomong, apakah kalian pernah mendengar tentang keberadaan Orang Utan (Mawas) di Pasaman Barat?

Salam Liar.[]


* Penulis : Bang Surya, Founder Pandah ArtGreen

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60