Bagiku Za sapaan akrabnya adalah seorang owner yang mengembangkan Desa Wisata yang menjalin kerjasama dengan beberapa mitra dan para pendukung terciptanya Desa Wisata ini, seperti Da Muhammad Subhan, Pak Sulaiman Juned, Niki Martoyo dan pegiat seni lainnya. Terutama sekali adanya respon positif dari Pemerintah dan pemangku adat setempat.
Sapaan yang membuat mudah akrab itulah yang kurasakan manakala dijamu di Palanta Pical Nyiak Simah. Betul-betul orang Minang tulen, awal dipersilakan duduk, aku ditanyakan sudah makan? mau makan apa, dan maunya apa? Waw Minang banget. Kata Amakku, bila kita bertamu ke rumah orang, dan mereka bertanya sudah makan? mau makan apa? Itu pertanda diri kita sudah dianggap sebagai saudara.
Mie goreng campur kacang dan kerupuk kulit, plus teh es pun terhidang, sembari aku menunggu Za untuk kembali setelah mengantarkan anaknya pulang. Seruput teh es dan satu sendok mie goreng yang telah tercincang dalam rongga mulut, tiba-tiba Za datang, dan hendak menanyakan banyak hal, sehingga niatan untuk buat vlog tercipta itupun selepas Za berkemas menjelma sebagai presenter (ha-ha-ha). Santai tapi serius.
Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan Za, mulai dari kisah tulisan yang membawa pada berita viral akhir-akhir ini yaitu tentang “Curhatan Da Biok di Petang Kamis”. Pertanyaan tentang keluarga, pengalaman, dan pada ujungnya kami bernyanyi berdua.
Bertemu dengan anak muda, rasanya jiwa ini lebih tambah muda, walau tidak tua amat (ha-ha-ha) namun tetap jugalah usia Za lebih muda dari usiaku. Mau tak mau mudanya aku bisa di lihat dari semangat yang mengalahkan angka 45 itu, semoga saja para pahlawan tak marah denganku, sebab semangat yang ditorehkan secara berapi-api adalah semangat 45 belum ada dalam sejarah melebihi angka tersebut.
Kata orang Pical Nyiak Simah ini wenak betul, biarlah suatu saat nanti aku akan mencoba pical itu dengan 20 “lado kutu” biar kunikmati betul keasrian Desa Wisata ini sambil merasakan sensasi pical yang tiada tandingannya, menurutku.
Desa Wisata Kubu Gadang ini, bisa dijadikan referensi untuk foto prawedding, edukasi wisata, kunjungan wisata dari berbagai daerah, dan saling bertukar informasi mengenai dunia literasi, adat, budaya, dan agama.[]
Penulis: Bundo Nova, Penyiar Radio, Pendongeng, Pegiat Literasi, Penyair. Tinggal di Payakumbuh.