Penulis : Indra Koto (Pemerhati Sosial dan Aktivis Lingkungan)
Pemilihan Umum (Pemilu) usai sudah setelah dilaksanakannya pada 14 Februari lalu, sefalanya berjalan aman (khususnya di Sumbar) meski penentuan siapa yang akan memimpin Indonesia 5 tahun ke depan belum final di KPU, ada beberapa fase lagi yang harus dikerjakan, namun ‘pesta’ belum selesai, kita masih akan dihadapkan pada Pilkada di sebagian besar daerah, harapan segenap masyarakat temtu masih sama; aman, jujur adil dan lancar.
Menyikapi Pilkada yang akan datang, khusus masyarakat Pesisir Selatan butuh pemimpin kedepan yang kuat, berkarakter jujur, memiliki SDM yang cerdas, mampu menggerakan partisipasi masyarakat. Mengembangkan SDA dan SDM yang melimpah guna bersama membangun Pesisir Selatan dan berkeadilan tentu tidaklah mudah.
Dalam hemat penulis. Bukan batas mampu memenangkan Pilkada lalu menduduki kursi kekuasaan di negeri Kesultanan saja namun anti kritik– itu bukanlah karakter pemimpin (Sultan) yang mendahulukan diskusi dan mufakat.
Pemimpin Pesisir Selatan kedepan harus berkualitas, dengan tokoh dan ketokohan lokal, artinya pemimpin yang megetahui betul bukan saja sumber daya alam yang melimpah namun juga paham karakter masyarakat tepi pesisir, budaya serta adat yang mengikat segala aturan dan berafiliasi kepada sumber daya alam itu sendiri. Di sanalah roda pemerintahan Kabupaten Pesisir Selatan akan berjalan seimbang dan berkeadilan ditambah lagi dengan banyaknya potensi wisata yang bisa dikembangkan yang nantinya akan berkolaboasi dengan UMKM dan generasi muda kreatif. Tentu ini sebuah tantangan tersendiri bagi calon pemimpin Pesisir Selatan.
Sepanjang hemat penulis, Pemimpin Pesisir Selatan selama ini masih belum ada yang bisa menghilangkan ‘pengkotakan’ daerah, sehingga ketimpangan pembangunan masih terasa dan tentu saja di sana ada praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Ini adalah celah memecah belah yang harus kita berantas bersama.
Menilik dekatnya waktu Pilkada yang akan datang, penulis tentu saja mengajak segenap masyarakat untuk dari sekarang ‘awas’ dalam menentukan calon pemimpin, hal ini bisa menghindari kecurangan yang akan terjadi; meminimalisir tindak ketidak benaran guna mencapai perbaikan 5 tahun ke depan. Sesuai pepatah Minang “maminteh sabalun anyuik”. Inilah kita sebenarnya bukan “bahondoh-hondoh” untuk menjadi tim sukses salah satu paslon. Dengan kata lain, penulis mengajak segenap masyarakat untuk cerdas menentukan calon pemimpin terlebih dahulu baru turut serta mensukseskan jalannya calon tersebut untuk menjadi pemimpin.
Paradigma Selatan dan Utara tentu harus sama-sama kita buang dan kembali membersihiakan hati– kembali kita pada tujuan utama adalah berkeadilan. Hanya pemimpin berhati bersih dan terbuka jugalah yang mampu seperti itu. Di sini tugas kita selaku masyarakat.
Cara berpikir kerdil dengan menjadi tim sukses, mengagungkan seolah pilihan kita paling baik lalu menyembunyikan kebobrokan calon sendiri adalah sebuah “dosa besar” yang termasuk kepada perpecahan di tubuh masyarakat. Bukanlah sebuah demokrasi benar yang kita anut selama ini
Beberapa problem di Pesisir Selatan tidak mampu bupati memberi solusi, mulai dari pembangunan yang berketidakjelasan, galian C di beberapa daerah yang masuk ke dalam ranah “tanah ulayat”, dualisme di tubuh KAN serta maraknya narkoba dan perjudian adalah tindakan melanggar norma agama dan adat yang terkandung di daerah Pesisir Selatan. Hal itu menandakan (sekali lagi) ketidakmampuan pemimpin Pesisir Selatan dalam memahami “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.
Lalu timbul pertanyaan dari kita bersama, apakah mungkin ada pemimpin yang mampu menyelesaikan segala persoalan daerah ayang begitu jamak dalam kurun 5 tahun? Tentu tidak ada, namun kembali kepada niat kita untuk meminimalisir persoalan seharusnya bisa, dengan cara bupati terpilih ke depan harus adil, terbuka, tidak korup dan memilih pembantu daerah yang berkompeten di bidangnya.
Otonomi daerah sudah memberi keluasan kebijakan serta kewenangan terhadap daerah, seharusnya pemimpin ke depan bisa fokus kepada kerja dan tanggungjawab. Pembuktian itu yang kita nantikan.
Lalu siapakah calon pemimpin yang ideal untuk duduk di puncaknkepemimpinan Pesisir Selatan? Jawabannya yang paling ideal adalah, pemimpin yang tidak berfokus kepada parpol pengusung. Sama-sama kita sadari, parpol hanyalah sebuah kendaraan politik guna menghantar ke tampuk kekuasaan namun tetap saja parpol tidak akan berdaya jika tanpa sokongan suara rakyat. Sesederhana itu! Sehingga masyarakat tidak tertipu dengan slogan yang berserakan di pinggir-pinggir jalan yang sangat mengotori pemandangan negeri sejuta pesona.
Liputan : Sulthan Indra