Dharmasraya, andalasrayanews | Guru dan siswa di SMAN Unggul Dharmasraya dibekali kemampuan menulis, melalui Workshop Menulis Guru dan Siswa. Menghadirkan dua pemateri, Firdaus Abie dan Yurnaldi.
“Kemampuan menulis adalah salah satu kecakapan khusus yang mutlak harus dimiliki guru dan siswa,” kata Kepala SMAN Unggul Dharmasraya Syukri, ketika membuka workshop tersebut, di SMAN Unggul Dharmasraya, Selasa (16/1)
Workshop tersebut mengangkat tema, Peningkatan Kompetensi Literasi bagi Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik. Diikuti 60 orang peserta didik, 50 orang Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Sang Kepsek kemudian memberikan target kepada semua peserta, “selesai workshop, hendaknya ada karya tulis dari setiap peserta. Target berikutnya, harus ada yang bisa menembus media masa,” pintanya bersungguh-sungguh.
Kesungguhan tersebut bukan tanpa alasan. Ada dua sasaran yang dituju. Pertama, untuk konteks sekolah, sasarannya adalah untuk memperbaiki rapor pendidikan SMAN Unggul Dharmasraya. Salah satu item dari rapor pendidikan tersebut ada point literasi yang harus diisi. Kedua, kebutuhan pribadi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
“Jika bekal menulis tersebut mereka miliki, akan berguna untuk pengembangan diri di masa depan,” kata Syukri.
Pengembangan diri dimaksud, katanya, khusus kenaikan pangkat para pendidik dan tenaga kependidikan, ada kredit poin yang harus dipenuhi. Banyak guru diberbagai daerah yang tertahan kenaikan pangkatnya karena kredit poin menulisnya tak terpenuhi. Bagi peserta didik, akan menjadi bekal mereka dalam mengarungi kehidupan yang lebih kompleks.
Pengawas Diknas Pendidikan Sumatera Barat Drs Syafriyal menyebutkan, menguasai teknik dan kemampuan menulis, bagi pendidik dan tenaga kependidikan, menjadi salah satu bekal dalam meningkatkan kompetensi diri. Apalagi tuntutan masa depan yang semakin lebih besar.
Kedua pemateri, Firdaus Abie dan Yurnaldi, memberikan materi dengan secara praktis dan mudah dipahami peserta. Firdaus Abie memberikan materi kepada guru dan tenaga kependidikan, sedangkan Yurnaldi memberikan materi kepada peserta didik.
Materi yang diberikan keduanya, diapresiasi semua peserta, “langkah-langkahnya sangat praktis dan kita lebih termotivasi,” kata Afrina Letti, guru agama di sekolah tersebut.
(***)