Jakarta, Andalas Raya News|
Dalam upaya mencapai target nasional angka stunting turun 14% di tahun 2024, Wakil Bupati Pasaman Barat (Pasbar) sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pasaman Barat, Risnawanto didampingi Kepala Bappeda Pasbar, Harnina Syaputri menghadiri Forum Nasional Stunting 2022 di Ballroom, Shangri-La Jakarta Hotel, Selasa (6/12). Kegiatan yang bertemakan ‘Bergerak Bersama Garda Terdepan dalam Pendampingan Keluarga untuk Percepatan Penurunan Stunting’ itu, dihadiri langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, K.H. Maruf Amin.
Forum Nasional Stunting 2022 yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan Tanoto Foundation tersebut dilaksanakan sebagai media koordinasi yang terintegrasi terkait pelaksanaan program percepatan penurunan stunting, mulai dari tingkat pusat hingga desa.
Dalam kesempatan tersebut Wapres RI Maruf Amin yang juga merupakan Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengatakan bahwa prevalensi stunting berhasil diturunkan dari 30,8% pada 2018 menjadi 24,4% pada 2021. Pemerintah akan terus melakukan upaya percepatan penurunan stunting untuk mencapai target prevalensi 14% pada 2024.
Sebelumnya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dan menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai Koordinator Percepatan Penurunan Stunting.
Menindaklanjuti Perpres tersebut, BKBBN menerbitkan Peraturan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) sebagai upaya mengonsolidasikan kegiatan, program, dan anggaran. Tiga fokus pendekatan RAN PASTI yaitu pendekatan intervensi gizi, pendekatan multisektor dan multipihak, serta pendekatan berbasis keluarga berisiko stunting.
Meski demikian, masih ada sejumlah tantangan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Untuk itu diperlukan inovasi pendekatan yang dapat menjembatani kelompok sasaran, berdaya ungkit tinggi, dan berkontribusi nyata. Peran petugas lapangan menjadi sangat penting sebagai garda terdepan percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut Ketua TPPS Pasaman Barat Risnawanto, menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Pasaman Barat adalah belum pahamnya masyarakat tentang apa itu stunting, dan dampak dari stunting yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
“Ada beberapa langkah yang sudah dilaksanakan untuk memberikan pemahaman dan dampak dari stunting kepada mayarakat secara langsung,” jelas Risnawanto.
Ia mengajak dan menghimbau generasi muda agar lebih menjaga pola hidup sehat mulai dari makanan yang bergizi, calon pengantin dan kebiasaan sehari-hari dan lainnya.
Ia juga berterimakasih kepada Tanoto Foundition yang telah mendampingi Pasaman Barat dalam penanganan stunting. Dan berharap kerjasama tersebut dapat terjalin seterusnya.
“Semoga terus terjalin kerjasama yang baik demi mencapai angka stunting 14 persen di tahun 2024,” ucap Risnawanto.
Pada hari kedua kegiatan, Rabu (7/12) Ketua TPPS Pasbar Risnawanto dan Kepala Bappeda Pasbar, Harnina Syaputri mengikuti Diskusi bersama 7 Kabupaten Dampingan Tanoto Foundation di Tanoto Foundation Gallery.