Batam , andalasrayanews.com- Pekerja Mingran Indonesia PMI Ilegal yang disalurkan ke Luar Negri, selain merugikan Devisa Negara, juga merugikan pekerja itu sendiri, bagaimana tidak pekerja tersebut tanpa memiliki dokumen resmi dari Pemerintah, yang tentunya pekerja tanpa perlindungan hukum. UU No. 18 Tahun 2017Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
Ketika awak media melakukan investigasi terkuak, Sindikat Pengiriman PMI Ilegal di Kota Batam Dikendalikan oleh 2 Pria ini,24 September 2022.
Dugaan tempat penampungan PMI Ilegal milik ED dan MA di wilayah Sengkuang Batam.
Bisnis penyaluran Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan dipekerjakan ke negara Malaysia secara ilegal lewat Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center dan Pelabuhan Harbour Bay kian marak.
Adapun modus yang dilakukan oleh para calon PMI ilegal ini yakni hanya bermodal paspor pelancong dan pesan tiket Pulang Pergi (PP), namun faktanya, usai para calon (PMI)ini bertolak ke Malaysia justru tak kunjung balek lagi ke Batam alias menetap dan di pekerjakan di perkebunan Malaysia.
Hal ini dibeberkan
langsung oleh salah satu pria inisial WA saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat (23/9/202). Ya, itu masih modus modus lama yang dipakai dan yang main sendiri sendiri tanpa kordinasi, beber mantan agen (PMI)tersebut.Ada juga yang mainnya terang terangan. Dan mereka harus masuk group A (contoh) Group.
ini memang pemain lama, lantaran per bulannya rutin bayar kordinasi kepada oknum oknum petugas, tambahnya.Dari penelusuran media ini, sindikat pengiriman (PMI) illegal ini ternyata dikendalikan oleh dua pria yakni Inisial AN dan MA. Nama kedua pria ini kian santer dikalangan
agen (PMI)di Kota Batam.
Berkembang informasi, selain dibeberapa Hotel melati yang ada di Kota Batam ini, ratusan calon (PMI)yang tengah menunggu jadwal pemberangkatannya, sementara mereka di tampung di wilayah Sengkuang bangunan 3 lantai. Ketika wartawan mendapati bangunan 3 lantai yang dijadikan tempat penampungan (PMI) salah satu pria yang diduga calon PMI itu mengakui bahwa ia merupakan warga NTB yang hendak dipekerjakan di Perkebunan Malaysia.
Selang beberapa menit kemudian, dua pria bertubuh gempal datang menghampiri wartawan yang tengah melakukan investigasi. Mereka mengaku bernama ED dan MA menyebutkan nama asli.
(Bersambung)